Kamis, 05 Januari 2012

Antara Anak, Sandal, Pisang, dan Tali Gantung

 

Tiga anak dipidana dalam tiga kasus berbeda. Keadilan makin jauh?



Kamis, 5 Januari 2012, 21:04 WIB

Elin Yunita Kristanti, Syahrul Ansyari



Pisang (Antara/ Musyawir)


BERITA TERKAIT



VIVAnews – Vonis hakim Pengadilan Negeri Palu, Sulawesi Tengah yang menyatakan AAL (15) bersalah mencuri sandal milik Briptu Ahmad Rusdi,  yang dijatuhkan pada Rabu 4 Januari 2012 malam, membuat Sekretaris  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), M Ikhsan geleng kepala.

Menurut dia, meski AAL tak jadi dibui dan dikembalikan ke pembinaan keluarga, putusan tersebut tetap tak bisa diterima.  Sebab, ada sejumlah keanehan dalam perkara ini. "Pertama, dalam proses persidangan dan pemeriksaan barang bukti dan saksi-saksi, juga hasil investigasi, tidak terbukti AAL bersalah. Ia tak mencuri, tapi memungut sandal di pinggir jalan," kata Ikhsan kepada VIVAnews.com, Kamis 5 Januari 2012.

Sandal yang ia pungut bukan milik Briptu Ahmad. Yang diambil sandal Eiger, yang diaku dan jadi barang bukti, sandal merek Ando. "Harusnya AAL divonis bebas," tambah dia.

Ikhsan menambahkan, putusan bersalah juga akan mempengaruhi masa depan AAL. "Seumur hidup ia akan menanggung beban psikologis sebagai pencuri sandal. Ini berbahaya bagi perkembangan anak," kata dia.

KPAI pun melaporkan hakim yang memvonis AL ke Komisi Yudisial. Juga ke Kejaksaan, Mahkamah Agung, dan Kementerian Hukum dan HAM untuk mengadukan masalah ini. Sementara, pengacara AAL, Elvis Kanuvu langsung menyatakan banding.

Sedikit berbeda, Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyatakan, vonis kasus pencurian sandal terhadap terdakwa AAL sudah tepat. Menurut Mahfud, tindakan ini merupakan contoh penegakan hukum tanpa pandang bulu.

"Secara hukum formal saya kira pihak kejaksaan dan pengadilan itu benar. Kan memang ada satu tindakan," kata Mahfud MD di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 5 Januari 2012. "Kalau penegakan hukum tidak dijalankan nanti diprotes lagi, ada pelanggaran hukum tapi tidak diproses.”

Meski begitu, Mahfud mengatakan secara substansi memang  tidak setiap kesalahan yang secara formal bersalah, lalu dianggap salah secara substansi. Dia menilai langkah hukum yang diambil oleh kejaksaan dan pengadilan terhadap kasus ini tidak berlebihan dan prosesnya wajar. "Dinyatakan bersalah tapi tidak dihukum, dikembalikan ke orang tuanya. Saya nilai tidak berlebihan terhadap AAL, biar nanti pengadilan yang menentukan hukumannya. Pengadilan sudah memutuskan," ujar dia.

Menurut Mahfud, apabila langkah hukum tidak dijalankan oleh penegak hukum, maka kejadian serupa akan kembali terulang."Coba kalau ada orang melakukan kesalahan lalu berlindung dengan mengatakan ini pelakunya anak kecil, nanti juga susah. Akan banyak orang melakukan itu karena anak-anak," tuturnya.

Terhadap respon masyarakat yang berpendapat pemidanaan terhadap AAL berlebihan, Mahfud juga tak menyalahkan. "Masyarakat yang protes dengan mengumpulkan sandal saya nilai benar juga. Itu kan protes atas tindakan sewenang-wenang oknum polisi. Jadi sudah benar juga," ungkapnya.

Bagaimana dengan Briptu Ahmad Rusdi Harahap, korban pencurian yang melakukan penganiayaan terhadap AAL?

Jangankan sampai ke pengadilan, oknum anggota polisi ini tak diproses pidana. Ia baru dijatuhi sanksi sidang disiplin yang di gelar di Markas Komando Brimob Polda Sulteng, Kamis 5 Januari 2012.

Sanksi dibenarkan tim reaksi cepat dari Kementerian Sosial, Devi Tiomana, yang mendampingi AAL dan keluarganya saat sidang disiplin digelar. Ia menjelaskan, sidang digelar di Ruang Rupatama yang dipimpin oleh ketua majelis hakim, Komisaris Polisi Indra Budiawan.

Dalam sidang yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut, Briptu Ahmad Rusdi dinyatakan terbukti bersalah karena melakukan penganiayaan terhadap AAL. Ia dinyatakan melanggar etik karena tidak mampu mengayomi masyarakat sebagaimana tanggungjawab tugasnya. "Makanya, majelis hakim menjatuhkan sanksi sebanyak empat item, yakni teguran tertulis, penundaan kenaikan pangkat, mutasi, serta kurungan di ruangan khusus selama 21 hari," kata Devy saat dihubungi dari Makassar.

Kasus pisang Cilacap

Belum tuntas kasus AAL, seorang remaja di Cilacap, Jawa Tengah dikabarkan harus mendekam di tahanan gara-gara dituduh mencuri pisang. Menurut keluarganya, Kt mengalami keterbelakangan mental. Ia hanya lulus SD kelas tiga, sering mengamuk, dan tingkah lakunya aneh. Bahkan kaca di bagian muka rumahnya yang sederhana itu pecah gara-gara ulahnya. Soal usia, kakak Kt, Tgh mengatakan, adiknya lahir pada 19 Januari 1993. Umurnya menurut dia baru 17 tahun.

Kasus ini berawal pada 11 November 2011. Kt diajak rekannya, T ke kebun pisang milik Mungalim di Kecamatan Kesugihan. Di sana mereka mengambil sejumlah tandan pisang. Warga yang memergokinya lantas menghalau mereka.

Aksi itu pun dilaporkan ke polisi, yang langsung datang dan menangkap mereka. Sehari kemudian 12 November 2011, mereka ditahan. Pemilik pisang, Mungalim telah membuat surat pernyataan di atas materai, bahwa ia memaafkan Kt terkait kondisi kejiwaannya. Namun, proses hukum terus dilanjutkan.

Saat ditemui, ibu Kt, Ksm (54) menceritakan, ia dan keluarganya kaget saat menerima surat penangkapan dari polisi. "Anak saya hanya ikut-ikutan, dia anak bodoh dan mengalami kelainan mental. Di rumah saja sikapnya aneh, sering ngamuk, marah-marah," kata dia, sambil menangis.

Dia menceritakan, karena keterbelakangan mental, putranya itu hanya sekolah sampai kelas 3 Sekolah Dasar. "Setelah itu nggak naik-naik," kata dia.  Ksm berpendapat, anaknya tak mungkin melakukan pencurian secara sadar. "Tolonglah, anak saya nggak tahu apa-apa, hanya ikut-ikutan," kata dia, berurai air mata.

Namun, polisi tak sependapat dengan klaim pihak tersangka. Kepala Bagian Divisi Humas Polri, Boy Rafli Amar mengatakan, Kt berusia 21 tahun, sementara rekannya, 25 tahun. Polri juga membantah ada tersangka yang menderita keterbelakangan mental. Kedua tersangka itu dinyatakan normal. "Kedua tersangka kondisi normal dan tidak mengalami cacat mental sebagaimana telah diberitakan juga oleh media," ujar Boy. “Hanya saja salah satu tersangka memiliki bibir sumbing sehingga tidak jelas dalam berbicara."

Selain itu, penahanan dilakukan karena para korban yang pisangnya dicuri oleh kedua tersangka tidak pernah mengajukan surat pencabutan laporan mereka. "Tetapi korban mengajukan surat permohonan keringanan hukuman dari Kepala Dusun dan pihak keluarga tersangka."

Mereka juga tidak terbukti dari keluarga miskin. "Pelaku ke sana menggunakan sepeda motor, kalau miskin kan jalan atau naik becak. Ekonominya bagus karena menggunakan sepeda motor. Ini yang perlu diluruskan," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution

Kasus pencurian itu terjadi pada 11 November 2011 yang lalu. Menurut Polri, kedua tersangka ini mencuri 15 tandan pisang milik Wardoyo Mungalin dan Simun warga Kecamatan Kesugihan.

Polisi berhasil menyita barang bukti berupa: pisang 15 tandan, satu buah golok, dua unit sepeda motor, dan dua unit keranjang.

Dihubungi VIVAnews.com, pengacara tersangka, Wiwin Taswin mengatakan, pihaknya akan mengusahakan pemeriksaan ahli jiwa pada tersangka Kt. "Nanti kami akan upayakan pemeriksaan ahli jiwa, untuk mengetahui apakah ada gangguan jiwa," kata dia.

Soal umur, pengacara melihat ada keganjilan di sisi polisi. "Dalam surat penahanan dan penangkapan, tertulis tanggal lahir dua tersangka sama, 21 Desember 1990, ini yang janggal," kata dia.

Wiwin mengaku sudah mengunjungi rutan untuk berkomunikasi dengan pihak tersangka. Untuk mengetahui kronologi peristiwa.

Polisi membantah tersangka dari keluarga miskin, menurut Anda? "Dari yang saya lihat, rumahnya sederhana, tak begitu bagus."

Gantung diri di Sijunjung

Ini masih misterius: benarkah dua tahanan di bawah umur tewas gantung diri? Jika benar, apa yang membuat kakak beradik itu nekat menghabisi nyawanya.

Rabu sore, 28 Desember 2011. G yang berumur 17 tahun dan adiknya Fs  yang berumur 14 tahun ditemukan dalam kondisi tewas tergantung di kamar mandi ruang tahanan.  Mereka diduga bunuh diri.

Tapi pihak keluarga merasa ada kejanggalan dalam kematian dua kakak beradik ini. Kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang yang mewakili keluarga menduga, keduanya tewas akibat sebab lain. "Dari fakta yang kami terima dari pihak keluarga dua hari lalu, kuat dugaan ada sebab lain," kata Koordinator Divisi Pembaruan Hukum LBH Padang, Roni Saputra pada VIVAnews.com, Kamis 5 Desember 2012.

Menurut laporan yang diterima LBH dari keluarga korban, jenazah mereka diterima pihak keluarga pada 28 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Pihak keluarga dan kuasa hukum mereka menduga, kakak beradik tersebut tewas sekitar satu jam sebelum mereka menerima jenazah.

"Kesimpulan ini muncul karena darah segar masih mengalir saat jenazah diterima pihak keluarga, tapi kami belum bisa menyimpulkan ini akibat penganiayaan, hanya saja faktanya begitu," tambah Ron.

LBH akan mengambil langkah-langkah hukum terkait. Roni mengaku bahwa LBH telah menyurati Komnas HAM Sumbar, mendesak agar lembaga tersebut segera menangani kasus ini. Pihaknya juga akan melakukan investigasi terkait tewasnya korban. "Kami juga telah menyurati Rumah Sakit  M Djamil terkait hasil otopsi terhadap jenazah korban," katanya.

Hingga kini, menurutnya, pihak keluaga belum menerima hasil otopsi dari jenazah korban. Pihak kuasa hukum juga kecewa karena polisi telah mengumumkan tewasnya korban akibat bunuh diri.

G dan Fs ditahan di Polres Sijunjung terkait kasus pidana. G dikaitkan dengan kasus pencurian motor sedangkan F diduga melakukan tindak pidana pencurian kotak amal.

Dimintai konfirmasi, Kabid Humas Polda Sumatera Barat AKBP D Sugiarto mengatakan, hasil otopsi rumah sakit menyatakan, korban gantung diri. "Ini hasil otopsi rumah sakit yang menentukan penyebab kematian korban, bukan kami yang menyatakan itu (gantung diri)," kata AKBP D. Sugiarto pada VIVAnews.com, Kamis, 5 Januari 2012.

Menurut Sugiarto, kepolisian terbuka untuk berbagai kemungkinan dalam menindaklanjuti kasus tersebut. Pihaknya tidak akan menghalang-halangi serangkaian upaya hukum yang dilakukan pihak keluarga untuk mencari kebenaran.

"Zaman sekarang sudah tidak ada yang bisa ditutup-tutupi, itu hak keluarga (untuk mencari kebenaran)," tambahnya.

Ia juga membantah pemberitaan yang menyebut pemeriksaan kasus ini dihentikan. "Sampai sekarang masih ditindaklanjuti, kalau ada pelanggaran atau pidana yang dilakukan anggota, akan diteruskan," ujara Sugiarto. (eh)

Laporan: Robby| Cilacap, Eri Naldi| Padang

• VIVAnews

Ciri Ciri Pribadi Muslimah

Sumber: Ustaz Ashaari bin Muhammad


Kita tahu bahwa Islam itu bertolak daripada iman. Namun iman saja tidak mencukupi. Ia perlu juga ilmu dan amal.


Islam itu ialah iman, ilmu dan amal. Tanpa ketiga-tiga elemen ini, maka Islam tidak akan terlaksana pada pribadi seorang Muslim.


Untuk mencapai tujuanini, roh dan akal mesti berperanan. Disamping itu seseorang muslim perlu mendapat pimpinan. Ketiga-tiga pengaruh ini wajib ada. Kalau tidak pribadi Muslim itu akan jadi cacat dan tidak sempurna.


Peranan Roh
Roh berperanan dalam soal iman. Roh melibatkan soal kepercayaan dan keyakinan. Tentang akidah dan pegangan. Tentang keimanan kepada Tuhan dan hari Akhirat. Tentang rasa cinta dan takut dengan Tuhan.


Namun kalau peranan roh saja yang wujud tanpa ada peranan akal dan kepimpinan, maka seseorang itu akan menjadi fanatik. Dia akan menjadi taksub secara membuta. Perasaannya tidak seimbang dan sukar untuk dikawal. Dia ingin bertindak, beramal dan membuat sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana dan apa caranya. Pertimbangannya juga tidak seimbang dan berat sebelah. Dia akan menjadi orang yang berjiwa tetapi kaku. Dia mau bergerak tetapi tidak tahu bagaimana hendak menyusun langkah.


Peranan Akal
Akal berperanan dalam soal ilmu. Ia berkait dengan penyampaian dan penerimaan ilmu. Tentang ta’alim atau pengajian. Tentang pembelajaran. Peranan akal membuat seseorang itu menjadi alim dan bepengetahuan. Namun kalau peranan akal saja yang wujud dan peranan roh dan kepimpinan tidak ada, maka seseorang itu akan menjadi ahli ilmu yang tidak cinta dan tidak takut dengan Tuhan. Yang tidak ada cita-cita akhirat.


Ilmunya akan digunakan untuk dunia semata-mata. Ilmunya akan dijual dan dikomersialkan. Ilmunya akan ditukar menjadi duit dan harta kekayaan. Ilmunya hanya untuk bermujadalah (berdebat), berforum dan berseminar. Untuk mendapat pujian, uang , pangkat, jawatan dan nama. Ilmunya tidak memberi hasil pada pribadinya.


Dia tidak dapat beramal dengan ilmunya, jauh sekali untuk memperjuangkannya. Dia akan menjadi orang alim yang tidak beramal dengan ilmunya. Dia akan menjadi jumud dan beku. Walaupun dia tahu bagaimana hendak menyusun langkah, tetapi dia tidak mempunyai kemauan dan kekuatan dalaman untuk bergerak.


Peranan Kepimpinan
Kepimpinan melibatkan didikan, panduan, contoh dan suri teladan. Tentang bagaimana ilmu itu dapat dan patut diamalkan. Tentang siapa yang patut dicontohi dalam mengamalkan ilmu. Tanpa ada pimpinan dari seorang pemimpin sebagai contoh atau model, sukar ilmu dapat difahami lebih-lebih lagi untuk diamalkan dan dihayati.


Tanpa pimpinan, ilmu akan hanya tinggal ilmu. Itu sebabnya di dalam agama, dikirim Rasul yang diberi atau yang membawa kitab. Bukan kitab saja yang dihantar tanpa Rasul. Kalau kitab saja yang dihantar, maka tidak akan ada contoh atau role-model untuk diikuti. Tanpa contoh dan role-model, mustahil ilmu dapat difahami dan diamalkan.


Dalam hendak mengamalkan ilmu dan dalam hendak menjadi seorang muslim yang sempurna, contoh fisik atau kepimpinan sangat perlu. Semua bentuk peranan ini mesti ada. Tidak ada satu yang boleh ditolak. Barulah ia boleh lengkap melengkapkan. Peranan roh dan akal mesti bergabung dan contoh atau pimpinan mesti dicari.


Inilah ramuan-ramuan yang perlu untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna. Kalau ramuan ini tidak cukup, usaha untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna akan menjadi sia-sia. Lebih-lebih lagilah untuk menjadi seorang yang Mukmin yang bertaqwa. Sebab orang Mukmin yang bertaqwa itu, mesti sempurna Islamnya terlebih dahulu.

Menumbuhkan Minat Seni Pada Anak

 

Berkesenian adalah cara terbaik untuk mengembangkan kreativitas, karena seseorang dapat mengekspresikan emosinya secara nonverbal. Seni juga ampuh untuk mengembangkan aspek kognitif, sosial dan emosionalnya.
Seni dalam pendidikan di Indonesia bagaikan anak tiri. Lihat saja, berapa besar porsi pendidikan seni bagi anak yang disediakan di sekolah setiap minggunya? Kemudian, bandingkanlah dengan mata pelajaran lain seperti matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA dan lain sebagainya. Bidang-bidang apa sajakah yang mendapat porsi dan penekanan yang lebih besar? Jawabannya, pasti bukan seni!

Setidaknya hal itulah yang dilihat oleh Dinastuti, MSi, Psi, pengajar Psikologi Seni di Unika Atma Jaya. “Pendidikan seni yang bisa memajukan kreativitas, ekstra kurikuler yang bisa membuat anak berpikir berbeda, kritis, dan unik, sama sekali tidak ditekankan,” katanya menilai. Hal itu menurutnya bisa dilihat dari kurikulum sekolah yang sedari dulu penekanannya adalah pada mata pelajaran eksakta, bahasa dan lainnya yang dianggap lebih penting.

Penekanan pada mata pelajaran tertentu di sekolah juga mempengaruhi kegiatan anak di luar sekolah. Les anak yag notabene lepas dengan kegiatan sekolah, sebagian besar pun berupa pelajaran tambahan yang sifatnya mendukung pelajaran di sekolah, seperti les matematika dan Bahasa Inggris. ”Itu semua bagus, tetapi tidak diimbangi dengan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi hal-hal yang bersifat seni,” katanya.

Namun Dinastuti tidak memungkiri, ada juga orangtua yang sudah berpikiran untuk mengarahkan anaknya kursus di bidang seni, misalnya kursus melukis, menari, memainkan alat musik dan lain sebagainya. Tapi sayangnya, minat untuk menyalurkan anak untuk berkesenian itu kerap berbenturan dengan biaya, mengingat harga yang dibanderol tempat kursus biasanya relatif mahal. Belum lagi peralatannya yang umumnya harus disediakan sendiri. “Seberapa banyak sih yang punya uang atau bisa memberikan fasilitas itu pada anaknya?“ kata Dinastuti mempertanyakan. Padahal, seni memberikan manfaat yang tidak sedikit bagi anak, tak hanya dari bagi kreativitas juga sisi kognitif, emosi dan sosial.

Makanan otak
Pakar kreativitas dari pusat pengembangan kreativitas, Qurius, Kayee Man memaparkan, seni sangat bermanfaat untuk mengaktifkan otak kanan anak. Mengutip pendapat Edwards, Kayee menjelaskan bahwa otak kiri manusia tidak menyukai aktivitas yang tidak bisa diekspresikan dengan kata-kata, karena membutuhkan lebih banyak waktu untuk diproses. Atau dengan kata lain, otak kiri membenci aktivitas yang ada hubungannya dengan seni.

Berbeda dengan otak kanan yang bekerja kebalikannya. Seperti diindikasikan oleh Hausner dan Scholsberg, Kayee mengutip, banyak ilmuwan yang setuju bahwa seni adalah cara terbaik untuk mengembangkan kreativitas karena melaluinya seseorang dapat mengekspresikan emosinya secara nonverbal. Kreativitas menurut Kayee adalah bagaimana menemukan ide baru yang efektif dan etis.

Untuk menjadi kreatif seseorang harus berpikiran terbuka, mau berimajinasi dan mengambil risiko terhadap hal-hal baru. “Akan lebih mudah bagi seseorang untuk kreatif jika dia berada dalam lingkungan yang mendukungnya untuk menjadi kreatif yaitu lingkungan yang mendukungnya untuk berimajinasi, terbuka terhadap hal baru, dan ide-ide yang tidak biasa tanpa takut melakukan kesalahan,” urai Kayee.

Dengan membuat karya seni, tambahnya, anak dapat mengembangkan imajinasi, mencoba berbagai cara baru, dan menentukan ide-ide apa yang harus digunakan dan tidak perlu digunakan. “Seni membuka berbagai kemungkinan untuk munculnya kreativitas,” tambahnya. Kemampuan untuk berpikir dan berimajinasi inilah yang kemudian akan menyebar ke area lain dalam otak/pikiran anak sehingga anak akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah, memahami bacaan, dan berpikir analitis.

Selain itu dari segi kognitif, Kayee berpendapat aktivitas seni baik untuk mengembangkan aspek kognitif anak karena sifatnya yang multidisiplin. Kayee mencontohkan, melalui aktivitas seni membuat bentuk menggunakan tanah liat, anak dapat belajar bahwa beberapa objek dapat mengapung atau tenggelam di dalam air. Mereka dapat bereksperimen bagaimana bentuk dan berat suatu objek dapat mempengaruhi hal tersebut. Dengan demikian, “Seni dapat digunakan untuk mengeksplorasi disiplin ilmu lain, memperoleh suatu pengetahuan baru ataupun memperdalam suatu hal yang sudah diketahui,” terang peraih gelar master studi kreativitas dari International Center of Creative Studies di Buffalo State University , New York ini.

Menurut Kayee, seni juga dapat menjadi media yang sangat baik untuk anak belajar mengasosiasikan sesuatu secara bebas dan tidak biasa. Misalnya, dalam aktivitas seni dengan tema “Metamorfosis”, anak tak hanya bisa belajar pengetahuan dasar tentang proses metamorfosis, tetapi juga ditantang untuk menciptakan karya seni yang ada kaitannya dengan proses tersebut. Anak bisa saja membuat pensil ‘berubah’ menjadi dompet yang tak hanya hasil dari sebuah karya seni tetapi juga mendorong mereka untuk memiliki pemahaman yang berbeda tentang konsep metamorfosis. “ Di sinilah seni mampu menyatukan berbagai disiplin ilmu menjadi sebuah media yang efektif untuk melatih anak membuat asosiasi yang tidak biasa, yang sebenarnya merupakan elemen kunci dari berpikir kreatif,” jelas Kayee lagi.

Kemampuan observasi anak pun bisa dikembangkan melalui seni. Sebagai contoh, tambah Kayee, dalam sebuah aktivitas seni yang menggunakan daun, anak dapat diminta untuk mengekplorasi bentuk, bau, tekstur, dan struktur dari berbagai macam daun. Kemudian anak dapat diminta untuk mengelompokkan daun-daun tersebut berdasarkan kategori tertentu dan membuat sebuah kreasi seni yang berkaitan dengan hal tersebut. Hasilnya , anak mungkin dapat mengasosiasiasikan bau daun dan membentuknya menjadi bunga. Atau, mengasosiasikan bentuk daun untuk membuat karya seni berbentuk kucing.

Makanan jiwa
Dinastuti menambahkan, ketika seseorang berkesenian, berarti dia sedang mengekspresikan dirinya. Ia tak hanya mengekpresikan dirinya tetapi juga bagian-bagian dari dirinya, apa yang dia pikirkan dan apa yang dia rasakan. “Ketika mengekspresikan dirinya, anak harus tahu dulu apa sebenarnya yang dia rasakan, apa yang dia pikirkan. Anak pun jadi belajar untuk mengenal dirinya sendiri,” katanya. Anak yang bisa mengenal dirinya sendiri, menurut Dinastuti tahu siapa dirinya, tahu apa yang disukainya, dan apa yang tidak disukainya.

Sependapat dengan Dinastuti, Kayee mengatakan, seni dapat menjadi suatu medium yang baik bagi anak-anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Bahkan untuk anak yang belum bisa menggambar dengan bagus pun bisa menceritakan apa yang coba disampaikannya melalui gambar dengan memancingnya melalui pertanyaan. Kayee mencontohkan anak 5 tahun yang menggambar gadis kecil dengan plester di bagian dagu karena ingin menceritakan bahwa dia baru saja jatuh. “Anak dapat menunjukkan hal penting yang terjadi pada dirinya melalui sebuah karya seni,” imbuh Kayee.

Menurut Dinastuti, ketika anak belajar seni, sebenarnya ia tengah mengasah sisi sensitivitasnya. Anak jadi lebih peka terhadap pemikirannya sendiri, perasaannya sendiri. Hal itulah yang menurut Dinastuti dapat membantu anak untuk juga memahami perasaan dan pemikiran orang lain. “Orang-orang yang belajar seni biasanya lebih peka, lebih sensitif, lebih bisa merasakan perasaan dan ekspresi orang lain, ” kata Dinastuti lagi.

Dari sisi sosial, menurut Kayee, seni juga dapat menjadi medium yang sangat baik bagi anak untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan orang lain, mulai dari merencanakan suatu proyek, membagi tugas dan tanggung jawab dan menjadi bagian dari tim untuk menyelesaikan keseluruhan proyek dengan baik. Misalnya, sekelompok anak yang mendapat tugas untuk membuat drama singkat tentang dongeng Putri Salju. Anak belajar untuk merencanakan penampilan, berbagi tugas dan tanggung jawab serta menjalankan setiap perannya sebaik-baiknya.

Selain itu, buat anak-anak, menciptakan suatu hasil karya seni yang orisinil dapat memperoduksi kepuasan bagi jiwanya, yang tentunya sangat baik untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.


1001 Cara Menumbuhkan Minat Anak terhadap Seni



  • Ajak anak menonton pertunjukan, atau pameran hasil karya seni sambil mendiskusikan apa yang dilihat dan menanyakan padanya hal apa yang menurutnya menarik dan membuatnya tertarik.

  • Anda pun dituntut untuk juga menjadi seorang penggemar seni, agar si kecil tertarik dengan seni. Salah satu cara untuk menunjukkannya pada anak adalah dengan menjadikan seni sebagai bahan obrolan atau topik pembicaraan sehari-hari. Anda bisa menceritakan lukisan yang digantung di rumah dan alasan mengapa Anda menyukainya, film yang Anda tonton, karya seni yang dibuat si kecil, alunan musik yang didengar dalam perjalanan di mobil dan lain sebagainya.

  • Stimulasi si kecil dengan seni yang bagus dan bermutu tinggi, apapun itu. Cobalah untuk memajang lukisan bagus, patung-patung artistik atau memperdengarkan musik-musik indah. Selain dapat menjadi elemen dekoratif yang indah, karya-karya tersebut juga dapat menjadi rangsangan yang baik bagi si kecil.

  • Sediakan sarana dan peralatan seni yang sederhana yang mudah didapat dan tanpa perlu menguras kantong. Untuk anak batita misalnya, Anda dapat menyediakan peralatan dasar yang seperti finger paint, lilin mainan dan krayon. Untuk anak pra sekolah, Anda bisa menambahkannya dengan lem, selotip, gunting dan kuas. Makin besar anak dan makin eksploratif dia, Anda mungkin dapat menambahkannya dengan berbagai peralatan lain.

  • Biarkan si kecil berekspresi dengan bebas. Jangan batasi kebebasan anak dengan mendikte bagaimana seharusnya suatu objek dibentuk dan diberi warna. Jika si kecil membuat suatu hal yang tidak biasa menurut Anda, cobalah untuk merangsangnya mengungkapkan cerita di balik hasil karyanya.

  • Daripada melarang anak mencorat-coret tembok, lebih baik lapisi dinding rumah Anda dengan kertas atau memberinya pojok khusus untuk berekspresi dengan seni tanpa harus dimarahi. Memarahi anak yang tengah berekspresi, menurut Dinastuti dapat membuat anak berhenti berekspresi, karena menganggap apa yang dilakukannya dinilai salah oleh orang lain.

  • Buatlah karya seni bersama si kecil. “Anda tak harus menjadi seorang seniman untuk bisa menggambar ,” kata Kayee. Ambil saja pensil, gambarlah sesuatu dan berceritalah tentangnya. Si kecil pasti akan terpancing untuk juga melakukannya.

  • Doronglah si kecil untuk berekspresi dengan media yang berbeda-beda. Jika selama ini media yang digunakan adalah media yang konvensional, ajaklah si kecil untuk mencoba menemukan cara baru dalam menggunakan suatu media.

  • Dorong si kecil untuk kreatif. Hal ini dapat Anda lakukan salah satunya dengan membacakan sebuah awal cerita, kemudian mintalah si kecil untuk membuat gambar yang menceritakan bagaimana akhir dari cerita tersebut nantinya. Atau, dengan membuat sedikit coretan di kertas, mintalah si kecil mengembangkannya menjadi bentuk yang ia inginkan.

  • Jangan takut kotor. Dengan bermain kotor si kecil bebas berekspresi tanpa harus dibatasi oleh larangan dan omelan dari orangtuanya yang tak ingin baju, tangan dan wajah si kecil kotor. Yang penting, si kecil membersihkan tubuh sesudahnya dan pastikan kotoran tersebut tidak masuk ke dalam mulutnya.

  • Jangan hanya memasukkan si kecil ke tempat kursus tanpa mendukungnya dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk si kecil berekspresi juga di rumah. Misalnya, jika si kecil mengambil kursus piano, sediakanlah juga CD musik yang bagus untuk diperdengarkan atau coba dimainkan.

  • Pajang dan dokumentasikanlah hasil karya seninya agar si kecil bertambah rasa pencaya dirinya dan makin terpacu untuk lebih ekspresif dan eksploratif lagi dengan seni.

  •  www.ibudanbalita.com

    Pendidikan Anak Usia Dini

    Meskipun pemerintah mencanangkan wajib belajar 9 tahun yang baru dimulai pada usia SD (6 tahun), sebenarnya masa-masa sebelum itu (usia baru lahir hingga 6 tahun) merupakan masa emas dalam pertumbuhan anak. Perkembangan otak mereka bahkan dikatakan dapat mencapai 80% pada masa ini. Karena itu, pentingnya pendidikan anak usia dini perlu Bunda sadari agar Bunda dapat memanfaatkan masa emas dalam pertumbuhan si kecil.

    Pendidikan anak usia dini terutama menekankan pada kemampuan anak untuk membangun hubungan emosional yang terdiri atas tiga pilar utama. Hubungan dengan sesama (interpersonal), hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), serta hubungan dengan Tuhan (transendental). Segitiga tersebut akan membentuk karakter anak yang tercermin dari cara ia berperilaku dan berpikir hingga dewasa kelak.

    Selain itu, pendidikan anak usia dini juga meliputi tahap perkembangan fisik, yaitu pelatihan koordinasi motorik kasar maupun halus; serta pengasahan kecerdasan, seperti daya pikir dan kreativitas. Dengan pendidikan usia dini, anak-anak juga akan belajar mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi.

    Begitu pentingnya pendidikan anak usia dini, kini semakin banyak negara di berbagai belahan dunia yang menerapkannya demi melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, bukan berarti Bunda harus mendaftarkan si kecil di sekolah yang mahal. Pendidikan dini juga bisa Bunda terapkan di rumah, asalkan Bunda memiliki waktu yang cukup dan giat mencari berbagai alternatif cara untuk menerapkan pendidikan dini bagi sang buah hati.

    Langkah terpenting dalam membimbing si kecil adalah dengan mengenali potensinya terlebih dulu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Howard Gardner, setiap anak memiliki banyak bentuk kecerdasan dengan porsi yang berbeda-beda. Kecerdasan ini terdiri atas delapan jenis utama, yaitu musik, kinestetik, matematik, linguistik, spasial, natural, interpersonal, dan intrapersonal. Setelah Bunda mengenali bidang mana yang sekiranya paling dikuasai anak, Bunda pun akan bisa membantu mengoptimalkannya.
     www.ibudanbalita.com

    Senin, 02 Januari 2012

    Kebudayaan Gunungkidul

    Rasulan Gunungkidul




    Bersih desa atau istilah di masyarakat Gunungkidul disebut RASUL merupakan tradisi yang saat ini masih dilaksanakan .Hampir setiap desa setiap tahun mengadakan acara RASULAN dengan mengundang wayang kulit atau kesenian lainnya  pada waktu acara tersebut dilaksanakan.Biasanya dilaksanakan setelah musim panen yang kedua atau sudah musim kemarau.

    Dalam teknis pelaksanaannya pemerintah desa membentuk panitia Rasulan dan kemudian panitia rasulan merencanakan acara ,waktu pelaksanaan serta jumlah biaya  yang dibutuhkan . Setelah teknis pelaksanaan di putuskan kemudian biaya pelaksanaan dibebankan kepada warga masyarakat perkeluarga.
    Besar kecilnya biaya yang ditanggung warga tergantung beberapa hal :
    1. Dhalang yang di undang : terkenal, atau dhalang biasa
    2. Jumlah acara yang akan dilaksanakan : Wayang kulit, kethoprak, ledhek ( tayub ) reog, olahraga dan kesenian
    lainnya.
    Bila dhalang wayang kulit yang diundang dhalang yang sudah terkenal di tingkat nasional maka biaya untuk dhalang
    dan perangkatnya bisa mencapai 20 juta atau lebih.Tetapi bila dhalang yang diundang dhalang biasa maka biaya agak lebih murah .Bila tambahan acara lebih banyak maka dana yang ditanggung warga masyarakatpun akan bertambah besar pula.
    Selain biaya untuk pelaksanaan acara rasulan tersebut para warga juga harus menyediakan masakan-masakan khas RASULAN ; Nasi uduk, peyek, jangan lombok, abon atau srondeng, gudheg , mie, daging ayam atau telur untuk ingkung dan sebagainya.Pengeluaran lain adalah untuk menjamu tamu yang datang dari luar daerah seperti teman-teman anaknya yang sekolah di luar kelurahannya, famili yang berdomisili di luar kelurahannya.
    Apa sesunggunya maksud dan tujuan adanya RASULAN dari beberapa sumber orang tua maksud RASULAN adalah untuk memohon kepada TUHAN YANG MAHA ESA supaya dalam kehidupannya diberi keselamatan dan kemudahan dalam mencari rezeki dan juga sekaligus ucapan terima kasih kepada TUHAN YANG MAHA KUASA atas pemberian hasil panen yang telah dilaksankan.
    Biaya yang diperlukan perkeluarga untuk mendukung  acara RASULAN tersebut  bisa mencapai duapuluh ribu rupiah sampai tiga puluh ribu rupiah perkeluarga.Ditambah biaya untuk menyediakan perangkat lainnya.
    Bila sampai waktu yag ditentukan maka seluruh warga akan berbondong-bondong ke lokasi Rasulan dengan membawa nasi uduk , ingkung ayam dan perlengkapan lainnya.Acara ritual ini biasanya dipimpim oleh pak Kaum atau pak Modin sampai selesai.
    Malam harinya dilaksanakan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk dengan disaksikan oleh segenap warga masyarakat dan juga pengunjung dari luar daerah atau luar kelurahan.
    Pedagang mainan anak-anak juga tidak mau ketinggalan menjajakan dagangannya ,untuk menarik pengunjung terutama anak-anak mereka menjajakan dagangannya memanjang disepanjang jalan masuk lokasi pertunjukan.Para orang tua pun menyambut dengan senang dan juga sedih ,senangnya bisa membelikan mainan untuk anak atau cucunya,sedihnya uangnya kadang-kadang kurang karena permintaan anak maupun cucunya melebihi kemampuan keuangannya.
    Demikianlah sekilas tentang acara adat RASULAN untuk memohon kekuatan kepada Tuhan YME  .Sebetulnya bagi Umat Islam permohonan kepada Alloh SWT tidak perlu mengeluarkan dana yang sangat besar ,tetapi dengan cara laksanakan apa yang diperintahkan dan tinggalkan apa yang dilarang oleh ALLOH SWT Insya Alloh akan mendapatkan keselamatan dari Alloh SWT. Semoga Alloh SWT selalu memberi kekuatan kepada kita amien.
    7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Q.S Al-Khahfi ayat 7

    Sumber:
    http://azzamudin.wordpress.com/2009/07/02/bersih-desa-atau-rasulan-di-gunungkidul/

    Makanan Khas Gunungkidul

    Walang” makanan khas Gunungkidul


    Belalang atau dalam bahasa jawa disebut walang merupakan serangga herbivora dari sub-ordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Belalang yang merupakan serangga bebas pada awalnya merupakan hama bagi tanaman. Namun di Gunungkidul, belalang diolah menjadi makanan khas kaya gizi. Bahkan belalang (belalang kayu)mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dari pada udang windu.

    Belalang, telah memberikan lapangan pekerjaan kepada penduduk Gunungkidul. Berburu belalang sudah menjadi profesi. Bagaimana tidak, dengan penghasilan rata-rata per-hari 40-50 ribu/hari kegiatan ini teramat menggiurkan. Sehingga tidak mengherankan lagi jika melihat serombongan orang bersepeda onthel menenteng galah, jaring atau lem memasuki areal persawahan. Belalang banyak terdapat di pohon turi dan pohon jati.

    Belalang, menjadi makanan khas Gunungkidul yang selalu dicari para perantau asal Gunungkidul saat mudik, baik untuk dimakan sendiri maupun untuk oleh-oleh. Belalang yang telah dimasak bisa tahan sampai satu minggu. Tidak susah untuk mendapatkan belalang. Di pinggir-pinggir jalan saat sore mulai merayap banyak ditemui belalang yang dipajang dengan sebilah bambu untuk ditawarkan. Tentu saja belalang di sini masih mentah. Namun jika menginginkan belalang yang sudah di masak, silahkan kunjungi pusat penjualan oleh-oleh di Gunungkidul atau pun pasar-pasar tradisional. Di sana dijajakan belalang masak dengan berbagai rasa tergantung selera, manis, asin, gurih dan pedas.

    Belalang, hama tanaman yang menjadi primadona bagi warga Gunungkidul, baik sebagai penikmat maupun para pencari rejeki.

    ekoendya.wordpress.com

     

    Pantai Pantai Di Gunungkidul

    1. Pantai Timang
    Pantai ini terletak diantara pantai siung dan pantai sundak Gunung Kidul, Yogyakarta.
    Pantai ini relatif terpencil dan akses yang sulit membuat namanya kurang dikenal warga sekitar. Akan tetapi jika sudah sampai, capek yang dirasa akan terbayar.



    Di sisi barat kita dapat melihat pantai dengan substrat berbatu terjal, sedangkan di sebelah timur dapat ditemui pantai berpasir seperti pantai di daerah pantai selatan pada umumnya. Di sebelah selatan dapat kita lihat ongokan batu besar yang oleh masyarakat sekitar disebut watu panjang, atau batu panjang. dapat kita lihat pula tali yang menghubungnkan batu tersebut dengan daratan dilengkapi alat sederhana untuk menyeberang.
    Sumber: http://marcellinoagatha.blogspot.com/2010/05/obyek-wisata-pantai-gunung-kidul.html#ixzz1fLW0SuyPhttp://marcellinoagatha.blogspot.comUnder Creative Commons License: Attribution

    2. Pantai Wediombo, Memancing Ikan dari Bukit Karang
    Sebuah imajinasi tentang pasir putih maha luas yang memungkinkan mata untuk leluasa meneropong ke berbagai sudut mungkin akan muncul bila mendengar pantai bernama Wediombo (wedi=pasir, ombo=lebar). Namun, sebenarnya pantai Wediombo tak mempunyai hamparan pasir yang luas itu. Bagian barat dan timur pantai diapit oleh bukit karang, membuat hamparan pasir pantai ini tak seluas Parangtritis, Glagah, atau mungkin Kuta.

    Penduduk setempat memang mengungkapkan bahwa nama pantai ini yang diberikan oleh nenek moyang tak sesuai dengan keadaannya. Ada yang mengungkapkan, pantai ini lebih pantas menyandang nama Teluk Ombo, sebab keadaan pantai memang menyerupai teluk yang lebar. Terdapat batu karang yang mengapit, air lautnya menjorok ke daratan, namun memiliki luas yang lebih lebar dibanding teluk biasa.

     



     

    Tapi, di luar soal nama yang kurang tepat itu, Wediombo tetap menyuguhkan pemandangan pantai yang luar biasa. Air lautnya masih biru, tak seperti pantai wisata lainnya yang telah tercemar hingga airnya berwarna hijau. Pasir putihnya masih sangat terjaga, dihiasi cangkang-cangkang yang ditinggalkan kerangnya. Suasana pantai juga sangat tenang, jauh dari riuh wisatawan yang berjemur atau lalu lalang kendaraan. Tempat yang tepat untuk melepas jenuh.
    Sumber: http://marcellinoagatha.blogspot.com/2010/05/obyek-wisata-pantai-gunung-kidul.html#ixzz1fLW0SuyPhttp://marcellinoagatha.blogspot.comUnder Creative Commons License: Attribution

    Puncak Wisata Nglanggeran

    Mawar Kusuma Wulan

    KOMPAS.com — Gunung Nglanggeran menawarkan sensasi pendakian malam bertabur cahaya. Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu. Tak hanya keindahan alam, kenangan tak terlupakan sesungguhnya terletak pada suguhan keramahan warga sekitar.

    Mungkin hanya di gunung api purba di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, ini para pendaki benar-benar ”dimanjakan”. Setelah lelah menapaki bongkahan batu jenis breksi, wisatawan bisa bersantai sembari menikmati sajian makan pagi, siang, atau malam dari penduduk sekitar.

    Asalkan sudah pesan sebelum naik gunung, warga siap mengantar pesanan makanan hingga ke ketinggian 700 meter di atas permukaan laut itu. Harga aneka menu makanan pun cukup mencengangkan karena murahnya. Nasi rames yang diantar dengan peluh bercucuran itu hanya Rp 3.000 per bungkus.

    Ditemani pemuda karang taruna Bukit Putra Mandiri dari Desa Nglanggeran, Kompas mendaki Gunung Nglanggeran yang pernah aktif 70 juta tahun lalu itu pada pertengahan Juli lalu, keduanya pada malam hari. Jika ingin menyaksikan puncak keindahan Gunung Nglanggeran, pendakian malam memang menjadi satu-satunya pilihan.

    Berjarak tempuh 22 kilometer dari Kota Wonosari, kawasan Gunung Nglanggeran, tersusun dari material vulkanik tua. Gunung tersebut diperkirakan pernah aktif pada 70 juta tahun lalu.

    Ceruk

    Berbeda dari pendakian gunung lainnya, kami tak perlu membawa tenda. Di gunung yang seluruh tubuhnya berupa batuan keras ini terdapat banyak sekali ceruk batuan yang biasa digunakan sebagai tempat istirahat saat mendaki. Ceruk batuan ini bahkan sanggup melindungi dari kencangnya terpaan angin ataupun hujan.

    Gunung Nglanggeran memiliki beberapa alternatif jalur pendakian dengan berbagai tingkat kesulitan. Rombongan kami mencoba jalur yang tingkat kesulitannya tergolong sedang. Memanfaatkan bantuan pemuda karang taruna sebagai pemandu pendakian menjadi pilihan terbaik bagi pendaki pemula karena gunung ini memiliki jurang dan lembah cukup dalam.

    Menapaki batuan dengan kemiringan 45 derajat sepanjang 500 meter, kami mulai berjumpa dengan batuan landai pertama yang dinamai Latar Gede. Di Latar Gede ini, kami menikmati pemandangan terbenamnya matahari. Dari batuan tempat kami duduk, Gunung Merapi terlihat anggun dalam selimut cahaya jingga pada senja hari.

    Seiring hadirnya kegelapan, kami pun mulai mengandalkan penerangan cahaya senter. Bagian tersulit sekaligus menegangkan adalah ketika kami berjumpa dengan celah di antara dua batuan gunung setinggi lebih dari 100 meter. Celah sempit yang hanya muat dilewati satu orang ini dikenal dengan julukan Goa Jepang.

    Kami harus merambat perlahan di antara dua celah batuan ini. Jika tidak ada bantuan berupa goresan tapak-tapak kaki pada dinding batuan, kami tak mungkin bisa menembus celah. Tapak-tapak tersebut, menurut pemandu kami, Triyanto (28) dan Suhardiman (33), merupakan buatan zaman Jepang. Jepang yang dikejar tentara Sekutu pada Perang Dunia II memilih bersembunyi di antara ceruk batuan Gunung Api Purba Nglanggeran.

    28 mata air

    Gunung Nglanggeran memang cocok sebagai tempat persembunyian karena memiliki lebih dari 28 mata air. Tepat di samping Goa Jepang, terdapat sumber mata air yang tak pernah kering sepanjang masa. Warga meyakini sumber berupa rembesan air itu berasal dari telaga mistis yang dijuluki Telaga Wungu. Konon, hanya orang berhati bersih yang mampu melihat keberadaan telaga itu.

    Puncak tertinggi dari Gunung Api Purba Nglanggeran segera kami jumpai setelah berjalan kaki selama lebih kurang dua jam. Puncak tersebut dijuluki Gunung Gede, berupa bongkahan batuan seluas setengah hektar. Di pucuk tertinggi itulah kami menikmati suguhan taburan cahaya. Setelah puas menikmati taburan bintang jatuh, kami menyaksikan terbitnya bulan dari arah timur.

    Tak hanya taburan cahaya alam. Kerlap-kerlip cahaya kota dari Yogyakarta, Klaten, dan Surakarta pun menampakkan kecantikannya. Jurang yang mengelilingi Gunung Gede ini konon merupakan bekas kawah dari gunung api purba. Jauh dari hiruk pikuk keramaian, kami hanya sanggup mendengar deru angin, bunyi jangkrik, dan sesekali dahan yang patah karena gerakan binatang luwak.

    Nama Nglanggeran, menurut Triyanto, berasal dari kata Plangaran yang bermakna setiap perilaku jahat pasti tertangkap. Gunung Nglanggeran ini tersusun dari banyak bongkahan batuan besar yang oleh warga sekitar disebut Gunung Wayang karena bentuknya menyerupai tokoh pewayangan.

    Menurut kepercayaan setempat, gunung ini dijaga Ki Ongkowijoyo dan para punakawan Semar, Gareng, Petruk, serta Bagong. Tak heran, sebagian orang masih mengeramatkan gunung tersebut. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semedi di pucuk gunung. Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes.

    Setelah menikmati terbitnya matahari, pengunjung pun disuguhi hijaunya alam pegunungan. Gunung Nglanggeran juga menjadi rumah bagi aneka flora dan fauna langka, mulai dari kijang, kera, hingga cendana liar.

    Adat Istiadat Gunungkidul

    YOGYAKARTA, ITM- Masyarakat di Gunungkidul pada umumnya masih sangat menjaga tradisi budaya yang telah tumbuh dan hidup selama bertahun tahun. Kemasan acara tradisi tersebut, selalu dihubungkan dengan siklus hidup manusia dan alam raya, memiliki potensi wisata yang bisa menarik wisatawan.

    Hal itu disampaikan Azis, direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Yogyakarta dalam siaran pers yang dikirimkan kepada ITM, Minggu (1/10). Dia menyebut contoh, kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Jelok, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, dalam rangka menyambut musim tanam dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.

    Mereka mengadakan ritual Merti Kali, berupa iring-iringan gunungan hasil panen dan doa bersama yang dilaksanakan di tengah sungai (kali) yang melintasi dusun mereka.

    Acara Merti Kali tahun ini menjadi lebih menarik karena dikemas dalam acara Festival Kali Oya, dengan berbagai macam acara.
    Kemasan Festival Kali Oya ini diprakarsai oleh Komunitas Belajar Kampung Nusantara, yang telah beberapa tahun ini mendirikan komunitas belajar dan sekolah alam di dusun tersebut.

    “Melihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengikuti acara tersebut, serta mampu menarik perhatian dari masyarakat luar dusun, bahkan luar Gunungkidul, acara semacam itu sebenarnya bisa di kemas menjadi atraksi wisata, sebagai dukungan terhadap promosi wisata di Gunungkidul,” tulisnya.

    Apalagi kondisi alam dan lingkungan di Dusun Jelok, Desa Beji tersebut, sangat asri dan masih menyimpan dan menjaga tradisi dan adat istiadat masyarakatnya.semoga ke depan instansi terkait di Pemda Gunungkidul, maupun di Provinsi DIY, mampu melihat potensi ini.

    Informasi selengkapnya hubungi:
    Aziz, Direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Yogyakarta. Jl Baron No 05 Siraman, Wno Gk Telp (0274)393162, email:azizgarda@yahoo.co.id